
Tafhimul Quran Enam Bahasa dalam Acara Perkenalan IKWS PMI Dea Malela
Tafhimul Qur’an Enam Bahasa dalam Acara Perkenalan Ikatan Keluarga Wali Santri (IKWS) Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela menjadi sesuatu yang menarik perhatian wali santri yang hadir. Pasalnya, dalam acara yang diselenggarakan pada Minggu (25/08/2024) pukul 09.00 WITA tersebut, terdapat seorang santri yang membacakan Q.S. Luqman ayat 13-14 dengan sangat indah, lalu ditafhimkan oleh enam orang santri PMI Dea Malela dari berbagai Negara. Selain tafhimul menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab, adapula tafhim menggunakan bahasa Thailand, Jepang, dan China. Adapun yang mentafhim menggunakan bahasa Thailan, Jepang, dan China adalah santri-santri yang berasal dari ketiga Negara tersebut. Ada Nurkhoiree yang berasal dari Thailand, Ameen Maeno dari Jepang, dan Lee Sang Hao atau yang disapa Ilham dari Taiwan. Tafhimul Qur’an ditampilkan setelah acara pembukaan dilakukan. Santri-santri tersebut berdiri di atas panggung berhadapan dengan pengasuh, ratusan wali santri dan santri serta segenap pendidik PMI Dea Malela.
Tafhimul Qur’an menarik perhatian wali santri karena dapat melihat secara langsung keragaman yang ada di PMI Dea Malela. Penampilan santri-santri luar negeri dalam tafhimul Qur’an ini meyakinkan wali santri bahwa di PMI Dea Malela telah memberikan dan mengajarkan tentang keberagaman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan lingkungan yang beragam ini, profil pelajar pancasila yang menjadi inti Kurikulum Merdeka Belajar dapat tercapai.
Ketua IKWS Terpilih, Ibu Khusnarti, S.Pd., MM.Inov. menyampaikan bahwa keragaman yang ada di PMI Dea Malela dapat melatih santri-santri untuk berkebinekaan global. Berkebinekaan global artinya, pelajar Indonesia dapat mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap open mind (memiliki pikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain) sehingga tumbuh rasa saling menghargai. Elemennya mencakup mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. “Jadi, kalau Bapak Ibu mau lihat bagaimana anak-anak diajarkan tentang kebinekaan global, lihat saja anak-anak kita yang tampil tadi” ungkap ketua IKWS PMI Dea Malela yang juga menjabat sebagai kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Barat. Setelah menjelaskan tentang enam nilai profil pelajar pancasila, Ibu yang memiliki dua anak di PMI Dea Malela ini berkata, "Jadi jangan ragu untuk menyekolahkan anak-anaknya di PMI Dea Malela ya Bapak Ibu", imbuhnya dengan penuh semangat.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh ayahanda Prof. M. Din Syamsuddin, M.A. Beliau menekankan pada pentingnya Akhlak generasi muda. Melalui sistem pendidikan yang di ajarkan di pesantren, para generasi muda dapat mengembangkan diri, melatih kemandirian, menjunjung tinggi akhlak mulia serta terhindar dari pengaruh buruk pergaulan bebas diluar sana.
Leave your thought here
Your email address will not be published. Required fields are marked *